Telkom Dukung Percepatan Digitalisasi UMKM dan Startup Melalui Kelas Akselerasi Bisnis

By Admin


"Kolaborasi Monev.id, Yayasan Open Source Indonesia, Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Makassar, Indigo, Diskominfo Kota Makassar dan Pemerintah Kota Makassar, wujudkan akselerasi bisnis UMKM & startup melalui ilmu data tanpa coding"


MAKASSAR – Pada era digital ini, keterampilan teknologi dan pemahaman bisnis yang mendalam menjadi sangat penting bagi para UMKM dan pebisnis. Namun, tidak semua orang memiliki latar belakang atau pemahaman yang cukup tentang bahasa pemrograman atau coding. Oleh karena itu, hadirnya pelatihan akselerasi bisnis dengan pendekatan ilmu tanpa coding menjadi solusi yang sangat tepat bagi para pemula.

Melansir dari Detik Finance, kontribusi UMKM yang mayoritas merajai pasar luring mampu menghasilkan 61% PDB setara Rp 8.573 triliun. Namun pendapatan ekonomi digital tersebut rendah, karena adaptasi teknologi digital yang sebatas digunakan di hilir atau untuk penjualan. Padahal, UMKM bisa mendapatkan lebih banyak manfaat digitalisasi di hulu atau sektor produksi. Untuk itu, Monev.id berinisiatif melaksanakan kelas bertajuk “Akselerasi Bisnis dengan Ilmu Data Tanpa Coding” yang digelar pada tanggal 6-8 Maret 2024 bertempat di IndigoHub Makassar, didukung oleh program Indigo, IMA Chapter Makassar, Indibiz, Diskominfo Kota Makassar, dan Pemerintah Kota Makassar. Kelas ini terbuka secara gratis bagi para UMKM/startup, mahasiswa dan umum. 

“IMA Chapter Makassar sebagai organisasi di bidang marketing dan merupakan wadah bagi para penggiat pemasaran, sangat mendukung kegiatan ini karena salah satu sasaran dari kegiatan ini adalah pelaku UMKM/startup yang ada di kota Makassar sehingga sangat bermanfaat untuk pengembangan bisnis kedepannya," pungkas Nadya Nurlailya Ningsih, selaku sekretaris IMA Chapter Makassar. 

Pada dasarnya, kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan pelaku industri dan data enthusiast dalam satu wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam perencanaan strategi bisnis, tanpa harus memiliki latar belakang teknis yang kuat. Hal tersebut tentunya membawa dampak pada peningkatan kolaborasi dan sinergi dalam membangun ekosistem bisnis dan data yang berkualitas di Kota Makassar.

Arief Rama Syarif, selaku founder Yayasan Komunitas Open Source, merupakan pemateri pada kegiatan ini. Arief membagikan banyak pengalaman pribadinya mengenai bisnis dan ilmu data tanpa coding. KNIME digunakan sebagai tools dalam proses pembelajaran, karena dianggap lebih praktis untuk diaplikasikan bagi pelaku bisnis skala mikro, kecil dan menengah yang tidak mempunyai latar belakang pengetahuan data secara komprehensif.

Sebanyak 50 peserta secara intensif terlibat dalam mempelajari konsep pengelolaan ilmu data tanpa coding. Antusiasme tinggi dari peserta tidak hanya mencerminkan keberhasilan dalam penyampaian materi yang diberikan, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka untuk berkontribusi dalam memanfaatkan ilmu yang didapatkan untuk diterapkan ke bisnisnya. Hasil dari pelatihan mencakup peningkatan kesadaran peserta mengenai objektivitas dan pemahaman bisnis dengan ilmu data secara umum. 

“Pada kesempatan ini, kita bisa melihat ilmu data dengan lebih real dan benar. Bukan distorsi gegara media sosial, internet dan segala macamnya,” kata Hidayat, salah satu peserta kegiatan.

Muh. Juharman, menambahkan “Dampak terbesar kelas ini sebenarnya untuk diri pribadi, karena saya sebagai freelancer, dapat melihat peluang di lapangan dan menyelesaikan pekerjaan dan bisnis dengan memanfaatkan data.”

Monev.id merupakan startup yang mewadahi stakeholder pentahelix (akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media) untuk analisis data dengan memberi solusi bisnis berkelanjutan. Monev.id memberikan beberapa layanan seperti riset pasar, analisis data, dan mewujudkan transformasi digital. 

“Adapun target pengembangan berkelanjutan yakni memberikan pendidikan berkualitas dan relevan terhadap industri, pemanfaatan data untuk pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Selain itu, juga membangun ekosistem kemitraan kepada stakeholder pentahelix di Indonesia," tambah Noer Ni’mat Syamsul Kabir, CEO Monev.id. 

Patricia Eugene Gaspersz, Senior Manager Program Indigo mengatakan bahwa “Impact dari kegiatan kelas akselerasi bisnis ini terhadap UMKM maupun startup adalah meningkatnya efisiensi dan efektifitas dalam berbisnis. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang data, bisnis dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan dengan lebih baik, serta merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapinya. Hal ini tentunya mengarah pada peningkatan kinerja bisnis, penghematan biaya, dan peningkatan keunggulan produk. Selain itu, kegiatan seperti ini juga diharapkan dapat membantu mengubah budaya perusahaan menjadi lebih berorientasi pada data, yang dapat meningkatkan adaptabilitas dan inovasi bisnis secara keseluruhan.”

Sejak tahun 2013 hingga saat ini, program Indigo https://indigo.id/ telah membantu lebih dari 200 perusahaan rintisan digital di Indonesia dengan fokus meningkatkan inovasi dan kualitas bisnis mereka. Melalui program Indigo, Telkom berkomitmen untuk mendukung ekosistem startup digital yang dapat mempercepat transformasi digital di Indonesia. Tujuannya agar startup berperan dalam penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada ekonomi yang berkelanjutan melalui solusi dan inovasi yang ditawarkannya. (jendra)